Selasa, 19 Februari 2013

MENGOLAH LIMBAH AIR DENGAN BANTUAN TUMBUHAN

Berbicara tentang limbah terutama di Indonesia memang tidak ada habisnya. Sebagai negara berkembang Indonesia belum banyak memberi perhatian dalam hal pengolahan limbah, padahal ada beberapa teknologi pengolah limbah murah yang bisa diandalkan, salah satunya adalah dengan menggunakan jasa bantuan tumbuhan tertentu yang mempunyai kemampuan menyerap beberapa logam renik berbahaya, proses itu disebut dengan Fitoremediasi.

Fitoremediasi berasal dari bahasa Yunani phyto (phyton) yang berarti tumbuhan, remediare (bahasa latin) yang artinya memperbaiki atau membersihkan sesuatu. Fitoremediasi (phytoremediation) adalah suatu sistem dimana tanaman tertentu yang bekerjasama dengan mikroorganisme dalam tanah, koral, atau air yang dapat mengubahzat pencemar menjadi kurang /tidak berbahaya, bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi.

Jenis tumbuhan yang sering digunakan adalah : Anturium merah /kuning, Alamanda kuning /ungu, Akar wangi, Bambu air, Cana presiden merah, /kuning /putih, Dahlia, Dracenia merah /hijau, Heleconia kuning /merah, Jaka, Keladi loreng /sente /hitam, Kenyeri merah /putih, lotus kuning /merah, Onje kuning /merah, Pacing merah /putih, Padi-padian, Papirus, Pisang mas, Ponaderia, Sempol merah /putih, Speder lili, dan lain-lain.

Karena mengandalkan jasa tumbuhan, Fitoremediasi bersifat alami, sehingga aman. Ada enam tahap proses yang dilakukan tumbuhan untuk mengolah limbah yang ada di sekitarnya, yaitu :
 
  1.  Phytoacumulation (phytoextraction) yaitu proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari media sehingga berakumulasi disekitar akar tumbuhan, proses ini juga disebut hyperacumulation.
  2. Rhizofiltration (rhizo = akar) adalah proses pengendapan zat pencemar agar menempel pada akar.
  3. Phytostabilization adalah penempelan zat pencemar pada akar yang tidak akan terserap oleh batang tumbuhan. Zat tersebut secara stabil akan menempel erat sehingga tidak akan terbawa oleh air. 
  4. Rhyzodegradation (enhanced rhezosphere biodegradation) adalah proses penguraian zat pencemar oleh mikroba yang ada di sekitar tumbuhan. Misal ragi, fungi /jamur, dan bakteri.
  5. Phytodegradation (phytotransformation) yaitu proses menguraikan zat pencemar yang mempunyai rantai molekul komlplek menjadi sederhana yang tidak berbahaya. Proses ini dapat berlangsung pada daun, akar, batang, atau sekitar akar tumbuhan. Beberapa tumbuhan mengeluarkan enzym yang bisa mempercepat proses degradasi.
  6. Phytovolazation adalah proses menarik dan transpirasi zat pencemar dalam bentuk larutan terurai yang tidak berbahaya untuk kemudian diuapkan ke atmosfer.
 
Fitoremediasi cukup efektif dan murah untuk mengatasi pencemaran lingkungan oleh logam berat dan B3 sehingga dapat diaplikasikan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Di negara-negara seperti US, Perancis, Jerman, Inggris, dan Australia sudah banyak menerapkan teknologi ini, tapi sayang di Indonesia belum banyak digunakan. Tertarik menerapkan Fitoremediasi? Tenang kita tidak perlu keluar negeri kalau ingin belajar, kita bisa mengunjungi saudara kita di Bali, tepatnya di Kantor Camat Kuta, Kantor Gubernur Bali, dan Sunrise School yang lebih dikenal dengan sebutan WWG (water water garden) atau Taman Bali. 

Sekilas saya akan membahas konsep penerapannya. Fitoremediasi diaplikasikan di lahan basah penampungan limbah. Karena itu harus disediakan lebih dulu kolam pengendapan limbah. Konstruksinya berupa kolam dengan pasangan batu kedap air dengan kedalaman 1 m. Kolam dilengkapi dengan pipa inlet dan outlet. Kolam diisi koral (kerikil) setebal 80 cm. Lahan basah kemudian ditanami jenis tumbuhan yang sudah disebutkan diatas dengan variasi beberapa jenis dan berjarak rapat, dengan melubangi lapisan media koral sedalam 40 cm.

Tinggi air limbah diatur 70 cm dari dasar kolam, dengan begitu posisi air limbah selalu 10 cm dibawah koral. Faktor-faktor yang menentukan dalam aplikasi Fitoremediasi adalah ketersediaan tumbuhan hiperakumulator dan adanya kerjasama yang baik antarbidang ilmu, misal ilmu tanah, karena pentingnya pemahaman mikrobiologi yang sesuai dengan limbah.

sumber : Mujiyanto 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar