Rabu, 25 Juli 2012

CATATAN PERJALANAN PENDAKIAN GUNUNG SLAMET VIA BAMBANGAN ( 16 - 19 Juli 2012 )


      Gunung slamet adalah gunung tertinggi ke 2 di Pulau Jawa dan tertinggi di Jawa Tengah dengan ketinggian 3428 mdpl. Dengan gelar tertinggi di Jawa tengah, karakter jalur pendakian yang sulit dan kering, serta pemandangannya yang indah menjadikan gunung ini istimewa. Gunung Slamet masih mempunyai keanekaragaman hayati yang bagus, dengan pohon-pohon besarnya serta berbagai jenis satwa liar yang masih eksis. Jalur pendakian via Bambangan terletak di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, merupakan jalur pendakian resmi di Gunung Slamet. Basecamp pendakian jalur Bambangan ada 2 yaitu di pondok pemuda yang terletak di ujung jalan mempunyai tempat yang luas dapat menampung sekitar 50 orang, tapi di basecamp ini tidak ada kamar mandi yang layak, jika ingin makan atau mengsisi perbekalan kita bisa membelinya di depan pondok pemuda, dan satu lagi adalah basecamp tempat pendaftaran dan pembayaran retribusi pendakian terletak di bawah pondok pemuda tepatnya di seberang masjid, disini tempatnya tidak seluas pondok pemuda tapi tempatnya sangat nyaman, setiap pagi dan malam kita akan disediakan air minum dan air panas untuk buat teh atau kopi, ibu basecamp juga bisa menyediakan makanan. Di dusun ini air adalah barang yang sulit dicari, sehingga jika kita ingin mengisi air kita hanya bisa mengisi di masjid atau membeli air mineral dengan harga cukup mahal. Biaya retribusi pendakian sebesar Rp. 5.000.


Pendakian Gunung Slamet via bambangan diadakan dengan peserta 18 orang pada hari senin-kamis, tanggal 16-19 juli 2012. Perjalanan dimulai dari Terminal Bis Surakarta naik bis MANDALA jurusan solo-purwakarta pukul 23:35 turun di pertigaan Sokaraja kabupaten Banyumas pukul 04:55 dengan biaya Rp 40.000 /org. Bis jurusan solo-purwakarta terakhir ada pukul 12 malam, alternatif lain kita bisa naik bis ke jogjakarta baru kemudian pindah bis jogja-purwakarta yang ada selama 24 jam.

Dari Sokaraja menyewa minibus langsung menuju basecamp Bambangan dengan harga Rp 23.000 /org, berangkat dari Sokaraja pukul 05:25 sampai di bawah basecamp pukul 07:14. Alternatif lain bisa dari Sokaraja naik bis jurusan pemalang turun di terminal bobotsari, kemudian nyewa pick up ke bambangan. Aklimatisasi sebentar setelah perjalanan jauh kejudian mendaftara serta membayar retribusi pendakian di basecamp bawah, dan kita siap bercengkrama dengan Gunung Slamet Via Bambangan.


Pukul 10:00 pendakian dimulai, begitu melewati gapura pendakian kita akan menemui percabangan lurus dan kekanan, kita ambil jalan kekanan dan kita tinggal mengikuti jalan ke arah gunung Slamet. Pukul 10:19 ladang telah habis kita masuk area pohon-pohon akasia, pinus, cemara, damar, dan puspa tapi sayang pohon-pohonnya agak jarang sehingga terasa panas menyengat. Track basecamp-POS 1 masih landai dengan sesekali tanjakan. Pukul 11:42 sampai di POS 1 atau Pondok Gembirung, disini terdapat Shelter yang cukup luas, bisa menampung sekitar 8 tenda, disekitar shelter ada rumput lidah ular atau Hydotis diffusa wild yang berkhasiat untuk mengobati ambeien.

POS I
track setelah POS I
Pukul 12:49 pendakian dilanjutkan, tipe vegetasi mulai berubah dengan didominasi pohon-pohon besar dan rapat, menunjukan kawasan hutan Gunung Slamet yang masih asri. Melewati POS 1, track khas gunung Slamet yang menanjak tajam dan licin ketika hujan dimulai. Dibeberapa spot bisa ditemui tanaman sembung batu atau Blumella balsamifera yang berkhasiat mengobati penyakit diabetes melitus, daunnya juga bisa dimakan dalam kondisi survival, selain itu bisa ditemui tanaman cakar ayam atau Sellaginella doederlinie yang berkhasiat mengatasi penyakit kanker pneumonia. Ketika sedang istirahat saya dikagetkan oleh bayangan besar yang terbang sekitar 20meter diatas saya, sekilas saya yakin itu adalah bayangan elang, karena rapatnya vegetasi menyulitkan saya untuk mengamatinya, ketika saya amati lebih lanjut dari bentuk ekor dan sayapnya saya yakin itu adalah spesies Elang Jawa atau Spizaetus bartelsii yang mulai langka, bagi saya itu adalah bonus yang berharga dari gunung Slamet. Pukul 14:04 sampai di POS 2 atau Pondok Walang berupa tempat datar tapi tidak ada shelter, bisa untuk camp sampai 6 tenda.

POS II
POS III
Pendakian dimulai lagi pada pukul 14:36 vegetasi masih sama dengan track POS 1 – POS 2, mulai track ini sampai dengan POS 8 banyak ditemui tanaman otot-ototan atau Plantago mayor yang merupakan obat general, bijinya belum ada yang bisa mengalahkan untuk mengobati hipotermia dan memulihkan stamina, daunnya yang mirip sawi bisa dimakan seperti sayur, yang istimewa adalah ukurannya yang besar dibandingkan dengan yang ada di Gunung Lawu. Pukul 15:06 terdengar suara Elang Ular Bido atau Spilornis cheela, tak lama saya menemui burung tekukur atau Stigmapellia chinensis. Pukul 15:40 sampai di POS 3 atau Pondok Cemara, disini tidak ada shelter, bisa muat 5 tenda.

Hutan G. Slamet
POS V

Pukul 16:25 mulai berjalan, sampai di POS 4 pukul 17:10, disini juga tidak ada shelter, tapi tempatnya cukup luas menampung 5 tenda. Pukul 17:20 pendakian dimulai lagi disertai hawa dingin yang menusuk. Pukul 17:55 sampai di POS 5 atau POS Mata Air, dinamakan demikian karena pada musim hujan terdapat mata air, untuk mencapainya kita tinggal turun sedikit didepan POS Mata Air, tapi pada musim kemarau mata air ini sering kering. Di POS 5 ada shelter yang bisa menampung 2 tenda dan balai yang bisa dipakai tidur 7 orang, di sekitar pos banyak terdapat tempat untuk mendirikan tenda. Di POS 5 kami memutuskan untuk bermalam sebelum melanjutkan perjalanan esok harinya. Di depan POS 5 kita bisa melihat pemandangan yang indah gunung Sindoro-Sumbing dan pegunungan sekitarnya, serta gumpalan-gumpalan awan yang mirip kapas disusun rapat.

                                  POS VI                                                                  POS VII

 Esok harinya kami melanjutkan pendakian pukul 07:46, untuk meringankan beban sebagian besar barang kami tinggal didalam tenda di POS 5, yang dibawa Cuma perlengkapan darurat dan sebagian logistik. Pukul 08:05 sampai di POS 6 atau Samyang Jampang yang berupa tempat datar tanpa shelter cukup untuk 3 tenda, sekaligus memasuki vegetasi yang dominan lamtoro gunung. Pukul 08:38 sampai di POS 7 yang disambut oleh burung anis gunung atau Turdus Poliohepalus, burung ini di gunung Lawu dikenal dengan nama Jalak Lawu. Di POS 7 atau Samyang kendhit ada shelter yang mampu menampung 2 tenda, dan ada balai, disekitar shelter tempatnya cukup luas cukup untuk 3 tenda.

POS VIII
Benteng










Pukul 09:13 kami melanjutkan pendakian, diatas POS 7 adalah batas vegetasi memasuki kawasan edelweis dan semak-semak. Pukul 09:18 sampai di POS 8 atau Samyang Keteban, disini tempatnya sangat terbuka dan tidak ada shelter, sangat tidak cocok untuk camp, pendakian dilanjutkan menuju puncak Gunung Slamet, track tanah berganti dengan batuan dan kerikil, kemiringan yang tajam ditambah lagi panas yang menyengat sangat menyulitkan “summit attack”. Pukul 11:00 kami sampai di Benteng, yaitu batuan yang seperti disusun memanjang mirip benteng, dari sini perjalanan kepuncak tinggal 5 menit ke arah kanan, jika ingin ke kawah ambil jalan ke kiri, atau dari titik Triangulasi (puncak) terus mengikuti jalan setapak.

Kawah
Track kerikil difoto dari benteng










Setelah puas berfoto-foto kami turun tepat pada jam 13:50,dan seperti biasa saya mengeluarkan karung dan memunguti sampah-sampah non-organik di sekitar track pendakian, sangat disayangkan jika alam seindah ini dikotori oleh sampah dan vandalis orang-orang yang tak bertanggungjawab. perjalanan turun tidak selama ketika naik, pukul 16:05 kita sampai di POS 5, kami istirahat sebentar sambil makan sebelum turun ke basecamp. Pukul 17:00 kami mulai turun, dan sampai di basecamp pukul 20:30, dalam perjalanan turun di track antara POS 2 ke POS 1 kami bertemu dengan kelompok lutung jawa. Kami bermalam di basecamp bawah, baru pulang kesolo besoknya pukul 13:40 naik bis yang kami sewa kemarin tapi dengan ongkos yang lebih murah yaitu Rp 17.000 /org, sampai di terminal Purwokerto pukul 15:15. Pukul 17:10 kami naik bis HANDOYO jurusan purwokerto-solo, dan akhirnya pada pukul 23:00 kami sampai di terminal solo. Selesei sudah petualangan kami di Gunung Slamet, sulitnya track dan keindahan alam di Gunung Slamet semakin memacu kami untuk melanjutkan petualangan berikutnya, sambil terus menyebarkan virus KONSERVASI ADALAH BENTUK TANGGUNGJAWAB KITA SEBAGAI MANUSIA BAGIAN DARI ALAM, DAN TANGGUNGJAWAB KITA SEBAGAI ORGANISASI PECINTA ALAM. KEEP OUR MOUNT, SO CLEAN AND GREEN.

RANGKUMAN DAN SARAN
  • Gunung Slamet adalah gunung yang kering, jika naik pada musim kemarau saya sarankan untuk mengisi penuh air di masjid basecamp atau dari rumah, untuk mengurangi beban kita bisa meninggalkan beberapa botol air di POS 3 atau POS-POS lain sekaligus untuk cadangan air ketika turun.
  • Naik ketika musim kemarau kekurangannya adalah gunung menjadi sangat kering, panas dan berdebu, tapi ketika musim hujan mata air tersedia di POS 5 tapi jalur pendakian yang curam bisa menjadi sangat licin, sehingga lebih menguras tenaga dan rawan.
  • Shelter di Gunung Slamet hanya ada di POS 1, 5, dan 7, antara basecamp sampai POS 7 ada banyak tempat datar untuk camp, tapi saya sarankan camp di POS 5 atau 7, karena lebih dekat dengan puncak dan nyaman, serta pemandangannya indah.
  • Ketika memasuki track batu kerikil usahakan memakai sepatu, karena kerikil-kerikil dan batuannya bisa mencederai kaki.
  • Usahakan sampai puncak sebelum jam 10:00, karena pada siang hari aktifitas kawah meningkat, dikhawatirkan pendaki menghirup belerang atau gas beracun berlebih.
  • Pergunakan basecamp bawah, karena fasilitasnya memadai dan tempatnya nyaman.
  • Nomor hp. Basecamp : pak sugeng = 085726000335,  pak suwandi = 085291182918,   mas didin = 085726666912.  Nomor hp. Pak kuat pemilik minibus Sokaraja = 085329199115
  • JAGA KEBERSIHAN GUNUNG

track
waktu
lama
Keterangan
Solo - sokaraja
23:35 – 04:55
5 jam 20’
Bis mandala dari terminal solo, Rp 40.000 /org
Sokaraja - bambangan
05:25 – 07:15
2 jam 10’
Sewa minibus pak kuat, Rp 23.000 /org
total

7 jam 30’
Rp 63.000




Basecamp - POS 1
10.00 – 11:42
1 jam 42’
Track landai, vegetasi renggang
POS 1 – POS 2
12:49 – 14:04
2 jam 15’
Track curam, vegetasi rapat
POS 2 – POS 3
14:36 – 15:40
1 jam 4’
         ----“----
POS 3 – POS 4
16:25 – 17:10
45’
         ----“----
POS 4 – POS 5
17:20 – 17:55
35’
         ----“----
POS 5 – POS 6
07:46 – 08:05
1 jam 19’
Track curam, vegetasi renggang
POS 6 – POS 7
08:08 – 08:38
30’
         ----“----
POS 7 – POS 8
09:13 – 09:18
5’
Track curam, vegetasi edelweis dan semak
POS 8 – Benteng
09:20 – 11:00
1 jam 40’
Track curang, batuan dan kerikil
Benteng – triangulasi

5’
Track landai, batuan dan kerikil
Benteng – kawah

5’
         ----“----
total

10 jam
Waktu normal 8 – 9 jam




Benteng – POS 5
13:50 – 16:05
2 jam 15’
Perjalanan turun
POS 5 – Basecamp
17:00 – 20:30
3 jam 30’
         ----“----
total

5 jam 45’

Basecamp – terminal PWK
13:40 – 15:15
1 jam 35’
Sewa minibus, Rp 17.000 / org
Terminal PWK – terminal solo
17:10 – 23:00
5 jam 50’
Bis handoyo jur PWK – Solo, Rp 40.000 /org

Minggu, 15 Juli 2012

DASAR - DASAR KONSERVASI

            Konservasi atau Conservation merupakan gabungan dari kata con= together yang berarti bersama-sama dan servare= keep yang berarti menjaga, jadi secara harfiah konservasi berarti bersama-sama menjaga. Menurut IUCN Redlist 1968 konservasi merupakan "manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusiayang meningkat, yang termasuk dalam manajemen kegiatan adalah survey, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, dan pemanfaatan dan latihan". pada tahun 1902 presiden Amerika Theodore Roosevelt pertama kali mengemukakan ide "konservasi merupakan usaha untuk memelihara apa yang kita punya, dan memanfaatkannya secara bijaksana". Pengertian konservasi yang saya anut yaitu konservasi adalah segala usaha untuk menjaga, mengelola, dan mengembalikan kelestarian alam, dengan harapan bahwa keanekaragaman hayati dapat terjaga dengan mempertahankan lingkungan alaminya.

         Kenapa konservasi penting? pada masa awal munculnya teori ekonomi klasik dimana terjadi eksploitasi besar-besaran oleh para kapitalis, para pakar ekonomi klasik pecah menjadi 2, yaitu kaum optimistis yang beranggapan bahwa SDA tidak terbatas sehingga tidak akan habis diambil, sedangkan  kaum pesimistis yang terdiri dari Adam Smith, Davit Ricardo berpendapat bahwa pertumbuhan manusia berdasarkan deret ukur sedangkan pertumbuhan supply makana berdasarkan deret hitung, dan SDA terancam akan habis jika di eksploitasi terus menerus sehingga perlu adanya upaya konservasi, ya hal tersebut adalah alasan pertama dari nenek moyangnya para ekonom kapitalis modern, alasan lain??? akhir-akhir ini kita merasakan panas yang semakin menyengat disiang hari, bau asap kendaraan pas kita bepergian, sering banjir, mata air mulai susah atau air mulai terasa ga segar, dan masih banyak alasan lain, "bukannya banyak pecinta alam di Indonesia?" ya memang banyak organisasi pecinta alam, tapi kebanyakan dari mereka melakukan usaha pelestarian alam dengan kurang terkonsep sehingga persentase keberhasilan program menjadi kecil, contohnya program penghijauan, kebanyakan penghijauan hanya menanam tanpa adanya penelitian terlebih dulu dan pasca penanaman tidak dilakukan perawatan, sehingga tanaman banyak yang mati, tapi dengan konservasi persentase keberhasilan program menjadi lebih besar karena lebih terkonsep dan berkesinambungan.


Terdapat beberapa prinsip pokok dalam konservasi yaitu :
  • niat, adalah yang paling penting, karena tanpa adanya niat konservasi akan berjalan setengah-setengah. orientasi pertama dalam konservasi adalah kelestarian alam.
  • jangka waktu panjang, konservasi bukan program satu atau dua bulan, tapi minimal 5 tahun.
  • berkesinambungan, kegiatan konservasi bukanlah kegiatan tunggal, tapi gabungan dari beberapa kegiatan yang berkesinambungan.
  • konsisten
"Bagaimana dengan penghijauan dan semacamnya, apakah bisa disebut konservasi?" kegiatan tersebut adalah bagian dari konservasi, tapi tidak bisa disebut sebagai usaha konservasi jika hanya merupakan kegiatan tunggal. Tiap organisasi yang bergerak dibidang konservasi harus mempunyai area konservasi sendiri atau terpadu, sehingga bisa secara konsisten merawat area tersebut agar lestari. Penentuan area konservasi juga tidak sembarangan, paling tidak harus memenuhi salah satu atau beberapa kriteria :
  • Keaslian dan keunikan : area konservasi bisa merupakan linkungan yang masih asli, belum banyak spesies yang ekspansif, sehingga keanekaragaman spesies endemik masih bisa dilestarikan.
  • Habitat penting spesies : ada beberapa spesies endemik yang hanya bisa hidup di area tertentu, sehingga jika area tersebut rusak maka spesies tersebut terancam tidak bisa bertahan, misal bunga Padma Raksasa atau Rafflesia arnoldii yang hanya bisa hidup di pulau Sumatera.
  • Keanekaragaman plasmanutfah alami 
  • Perlindungan hidro-orologi : adalah suatu kawasan yang mempunyai peran dalam menjaga ketersediaan air bersih maupun udara, serta menjaga kondisi tanah.


Dalam konservasi, semua pihak yang bersinggungan harus dilibatkan, ada beberapa pihak yang bisa disebut sebagai pelaku dalam konservasi, yaitu :
  • Pemerintah : sebagai pihak yang berwenang mengelola dan mengayomi, Pemerintah harus berperan aktif dalam usaha menjaga kelestarian alam, tapi dalam pelaksanaanya kebanyakan pihak pemerintah setempat memandang sebelah mata permasalahan lingkungan hidup, terkadang kebijakan pemerintah yang terkesan "lucu".
  • Masyarakat : adalah pihak yang paling dekat dan paling sering bergesekan dengan kelestarian alam, misal masyarakat tepi hutan yang menebang hutan untuk dijual atau dibuat kayu bakar. kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan masyarakat, karena kebanyakan mereka melakukan itu karena himpitan kebutuhan ekonomi, sehingga kita harus bijak dalam menyeleseikan masalah semacam itu.
  • Akademisi : meliputi mahasiswa, pelajar, ilmuwan peneliti dan lain-lain, diharapkan berperan sebagai motor sekaligus aktor dalam usaha melestarikan alam, dan juga sebagai jembatan antara pemerintah-masyarakat-alam sehingga bisa tercipta solusi yang menguntungkan berbagai pihak.
hal-hal tersebut diatas adalah dasar - dasar dari konservasi, permasalahan dalam konservasi adalah masalah yang kompleks sehingga dibutuhkan usaha sepenuh hati untuk menyeleseikannya, sehingga tercipta lingkungan yang asri.

DIPONG INDONESIA, organisasi kecil dengan bakat BESAR

        DIPONG INDONESIA adalah singkatan nama dari Divisi Penelitian dan Konservasi Negeri Indonesia, dirintis mulai Maret 2010 dan menyatakan diri sebagai organisasi freelance yang bergerak di bidang konservasi pada tanggal 17 April 2010 di Gunung Lawu Via Candi Cetho oleh Burhan (MEPA), Teguh (MEPA), Wiwid (MEPA), Yogy (MEPA), Alim (MEPA), Alu (Anggrek Hitam),dan Wiro (VOLCANO) dengan ketua pertamanya Burhan ( DIPONG 01.003 /CORVUS CORAX ). Dalam berjalannya organisasi DIPONG dibina oleh 2 orang Dewan Pembina yaitu Sabar Gorky dan Sukiman. logo DIPONG yang berbentuk perisai dan ular dipong (Phyton curtus) mengambil filosofi Eyang Antaboga yang berwujud ular dipong yang menjaga Gunung Merapi, harapannya DIPONG bisa berperan aktif menjaga kelestarian alam Indonesia.


       Diawal berdirinya, DIPONG sempat vacum selama satu tahun, kemudian aktif kembali pada tahun 2011 dengan menggandeng beberapa organisasi baik MAPALA, SISPALA, maupun KPA Freelance untuk bergerak bersama-sama di bidang konservasi. Dalam waktu dua tahun DIPONG sudah mempunyai dua area konservasi yaitu di lereng Gunung Merapi Via Deles dan Pos 2 Gunung Lawu Via Cemoro Kandang, program utama DIPONG adalah penghijauan terpadu, pengabdian Masyarakat tepi hutan dan sekolah hijau. 

suasana pemberian materi konservasi pada program sekolah hijau

       Walaupun hanya beranggotakan 7 orang tapi kiprah DIPONG cukup dikenal di bidang konservasi, lebih mengutamakan program-program yang sederhana tapi tepat sasaran dan sikapnya yang terbuka untuk mengajak siapa saja untuk bekerja sama, tapi juga keras dalam prinsip menjadi ciri khas organisasi yang berbasis di hotel SA Terminal Penggung Klaten ini.

Area konservasi di lereng Merapi Via Deles yang sempat hancur diterjang erupsi, dalam waktu
singkat sudah hijau kembali

      DIPONG INDONESIA adalah organisasi baru dan masih kecil, tapi berpotensi menjadi organisasi besar dengan banyaknya orang yang ingin menjadi bagian dari organisasi ini. semoga organisasi yang efektif dan tidak haus publikasi seperti ini bisa berkembang untuk menjaga kelestarian alam Indonesia. AMIN !!!
SALAM KONSERVER !!!

Selasa, 10 Juli 2012

MEPA-UNS, Berkembang, Berkarya, dan Bercita-cita Tinggi

       Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam yang disingkat MEPA-UNS adalah sebuah organisasi yang bergerak dibidang kepecintaalaman dibawah naungan lembaga Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Berdiri pada tanggal 28 Oktober 1978 oleh komunitas mahasiswa FE yang senang berpetualang khususnya naik gunung, kemudian resmi menjadi organisasi Fakultas Ekonomi UNS pada tahun 1983 dengan ketua umum pertamanya Emon Prasetyo, kini MEPA-UNS mempunyai total anggota lebih dari 400 anggota biasa dan eksponen serta 2 orang anggota kehormatan. Logo MEPA-UNS terdiri dari bulatan dan tulisan MEPA-UNS, dimana ditiap bagiannya mempunyai arti tersendiri. Warna biru mempunyai arti alami, warna putih berarti bergerak tanpa tendensi, tiga akar berarti tumbuh atas dasar tri darma perguruan tinggi, akar bergerak keatas berarti berkembang, berkarya, dan bercita-cita tinggi, simpul ditengah berarti ikatan menghimpun kekuatan, cabang keatas membentuk sudut 120' berarti keseimbangan, pembatas bulatan berarti semua mempunyai batasan, warna hitam berarti ketegasan. Makna dari setiap unsur lambang MEPA-UNS menggambarkan karakter organisasi tersebut.


          Sejak berdiri, MEPA - UNS terus berkembang pesat dengan mottonya " Berkembang, Berkarya, dan Bercita - cita Tinggi " melaui prestasi-prestasi yang yang diraihnya dalam lomba orientering, panjat dinding, penghargaan mahasiswa teladan, futsal, basket, dan cabang olah raga lainnya mulai dari lingkup fakultas sampai tingkat nasional. Prestasi MEPA - UNS sebagai penyelenggara kegiatan juga patut dihargai, tercatat lomba seperti lomba kebut gunung, kebut dayung, lomba panjat dinding, MNAC ( MEPA-UNS National Adventure Competition) yang menjadi ciri khas MEPA-UNS, SECTOR OF MEPA-UNS (rangkaian kegiatan lomba karya tulis ilmiah, seminar, dan penghijauan) yang membuktikan bahwa MAPALA juga bisa berkarya melalui tulisan dengan tidak meninggalkan ciri khasnya sebagai aktor dilapangan, kegiatan penghijauan,serta kegiatan-kegiatan lain, dan terbaru yang sedang dikembangkan adalah usaha pelestarian alam dengan lebih terkonsep dalam usaha KONSERVASI, sebagai tanggungjawab manusia yang merupakan bagian dari alam serta tanggungajawab sebuah organisasi "PECINTA ALAM".



          MEPA-UNS mulai bergerak di dunia konservasi pada tahun 2010, walaupun terhitung masih baru tapi perannya dalam usaha melestarikan alam cukup besar, berkolaborasi dengan organisasi DIPONG INDONESIA mempunyai dua area konservasi di lereng gunung Merapi via Deles serta pos 2 gunung Lawu via Cemoro Kandang. Dengan dicanangkannya UNS sebagai kampus konservasi biodiversitas, maka MEPA-UNS berupaya untuk mewujudkan hal tersebut dengan konsep kampus konservasinya. Sebagai organisasi pecinta alam saya harap MEPA-UNS bisa mengembangkan konservasi dan menularkan virus-virus konservasi pada sesama Pecinta Alam maupun masyarakat umum, karena pada dasarnya pecinta alam bukanlah yang sekedar mencapai puncak-puncak gunung, menjelajahi hutan, memanjat tebing-tebing, ataupun yang mengarungi sungai-sungai liar, tapi pecinta alam adalah seorang atau sekelompok orang yang secara nyata berperan aktif dalam usaha melestarikan alam.



             MEPA-UNS dapat diakses dengan datang ke sekretariatnya langsung di gedung KM lantai 2 FE-UNS, jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan, Surakarta, atau kunjungi websitenya di http://mepauns.wordpress.com/

BRAVO MEPA !!!